Senin, 17 Februari 2025

Ancaman bagi Masa Depan Pendidikan: Ketika 400 Ribu Calon Peserta PPG Guru Tertentu Terpaksa Mengubur Mimpi di 2025

Di tengah harapan akan semakin banyaknya guru berkualitas di Indonesia, sebuah kenyataan pahit harus diterima: sekitar 400 ribu calon peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) terancam gagal melanjutkan langkah mereka akibat pemangkasan anggaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Ini bukan sekadar angka dalam laporan keuangan negara, melainkan pukulan telak bagi masa depan pendidikan bangsa.

Mengapa PPG Daljab Begitu Penting?

PPG Daljab adalah jalur bagi guru honorer untuk mendapatkan sertifikasi dan meningkatkan kompetensi mereka secara profesional. Dengan adanya program ini, diharapkan lahir generasi pendidik yang tidak hanya memiliki keahlian pedagogis yang mumpuni, tetapi juga mendapatkan kesejahteraan lebih baik melalui tunjangan profesi guru. Sayangnya, dengan pemangkasan anggaran, harapan ini seolah diredam dalam ketidakpastian.

Dampak Besar bagi Guru dan Pendidikan Nasional

Keputusan pemangkasan ini berdampak luas, tidak hanya bagi individu yang kehilangan kesempatan mengikuti PPG, tetapi juga bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa dampak yang akan terjadi di antaranya:

  1. Berkurangnya Guru Bersertifikasi Dengan berkurangnya jumlah peserta PPG Daljab, jumlah guru yang mendapatkan sertifikasi juga menurun. Padahal, guru yang telah tersertifikasi memiliki keterampilan mengajar yang lebih baik, yang berkontribusi pada peningkatan mutu pembelajaran.

  2. Ketidakadilan bagi Guru Honorer Guru honorer yang telah lama mengabdi berharap mendapatkan pengakuan dan peningkatan kesejahteraan melalui sertifikasi. Namun, dengan pengurangan kuota PPG Daljab, banyak dari mereka harus kembali berjuang dalam ketidakpastian.

  3. Ancaman Kualitas Pendidikan Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Jika jumlah guru profesional berkurang, bagaimana kita bisa berharap adanya peningkatan dalam kualitas pembelajaran di sekolah?

Di Mana Prioritas Pendidikan Kita?

Yang menjadi pertanyaan besar adalah, mengapa anggaran untuk mencetak guru profesional harus dipangkas? Jika kita serius ingin membangun sumber daya manusia yang unggul, seharusnya pendidikan menjadi prioritas utama dalam pengalokasian anggaran. Sayangnya, kebijakan ini justru menunjukkan bahwa pendidikan masih belum diposisikan sebagai investasi jangka panjang yang seharusnya diperjuangkan.

Harapan untuk Perubahan

Pemangkasan ini bukan hanya tentang anggaran, tetapi juga tentang komitmen pemerintah dalam membangun masa depan pendidikan. Para guru, calon guru, dan seluruh elemen masyarakat perlu bersuara agar keputusan ini dikaji ulang. Pendidikan tidak boleh menjadi sektor yang selalu dikorbankan dalam setiap penyesuaian anggaran.

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan sebagai kunci kemajuan, kita tidak boleh tinggal diam. 400 ribu calon guru bukan sekadar angka—mereka adalah harapan bagi jutaan anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Saatnya kita bertanya: apakah kita benar-benar peduli dengan masa depan pendidikan negeri ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Unggulan

Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum Merdeka Kelas 1 - 6 SD